LokerJobs – Menurut laporan dari jaringan sosial Bloomberg, ekspor barang dari China ke Rusia pada bulan Maret mengalami penurunan sebesar 16%.
Bloomberg melaporkan bahwa hal ini terjadi karena ancaman dari Amerika Serikat untuk memberlakukan sanksi tambahan terhadap bank-bank China.
Menurut data dari otoritas bea cukai China, penurunan ekspor ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak pertengahan tahun 2022.
Ancaman sanksi dari Amerika Serikat dianggap sebagai penyebab utama dari penurunan ini. Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, beberapa bank di China telah membatasi penerimaan pembayaran dari klien-klien Rusia.
Meskipun menghadapi tekanan dari sanksi ekonomi AS, Moskow dan Beijing berhasil menemukan solusi untuk mengatasi situasi ini.
Importir Rusia mulai melakukan transaksi perdagangan dengan perantara di Asia Tengah untuk berhubungan dengan perusahaan-perusahaan China.
Selain itu, pada tahun 2023, perdagangan antara kedua negara mencapai angka sejarah sebesar 240 miliar dolar AS.
China berhasil mengekspor barang senilai sekitar 110,97 miliar dolar AS ke Rusia, meningkat sebesar 46,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Mayoritas transaksi perdagangan dilakukan dengan menggunakan mata uang lokal.
Penurunan ekspor China ke Rusia menyoroti pentingnya kerja sama antara kedua negara dalam menghadapi tekanan eksternal.
Dengan menemukan solusi baru seperti menggunakan perantara di Asia Tengah, keduanya dapat memperkuat hubungan dagang mereka di tengah kondisi global yang tidak menentu.
Sementara itu, peningkatan nilai perdagangan antara China dan Rusia menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi kedua negara di masa depan.
Dengan memperkuat kerja sama dalam berbagai sektor, keduanya dapat menciptakan peluang yang saling menguntungkan dan memperkuat kedudukan mereka di panggung ekonomi global.
